Rabu, 22 September 2010

Serangan Balasan Teroris ...! Polisi Takut Sendirian...


Serangan kilat komplotan bersenjata di Markas Kepolisian Sektor Hamparan Perak, Sumatera Utara, mengejutkan berbagai kalangan. Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin menyebut aksi selama lima menit yang menewaskan tiga polisi itu sebagai serangan balik teroris.

"Ini kan balasan mereka setelah kami ringkus orang-orang itu," kata Syamsul di Yogyakarta kemarin. "Jadi, mereka sebagian masih berkeliaran di Sumatera Utara."


Ahad lalu, polisi menangkap sejumlah orang yang diduga teroris dan terlibat dalam perampokan Bank CIMB Niaga Medan. Salah satu lokasi penangkapan adalah Kota Rantang, Kecamatan Hamparan Perak, Medan.

Menurut polisi, serangan teroris ke Simpang Beringin memakai pistol FN dan senjata laras panjang jenis AK-47 atau M-16. Sebanyak 20 selongsong peluru ditemukan di lokasi. "Kalau mereka masuk bawa senjata, berarti mereka sudah punya perencanaan," kata Inspektur Jenderal Oegroseno, Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara. (Tapi) "Kami belum tahu apa motif mereka."

Kepala Kepolisian RI Jenderal Bambang Hendarso Danuri menduga aksi itu masih berkaitan dengan penangkapan komplotan teroris di Sumatera Utara. Namun ia belum bisa memastikan aksi itu sebagai tindakan balas dendam. "Yang pasti, mereka memang punya konsep assassination. Mereka akan menggunakan kekerasan terhadap aparat, termasuk polisi," katanya di kompleks Istana Presiden kemarin.

Penyerangan terhadap Mapolsek Hamparan Perak, menurut pengamat terorisme Noor Huda Ismail, menunjukkan adanya pergeseran pola cara penyerangan oleh kelompok teroris. "Pola penyerangan terbuka menggantikan aksi bom bunuh diri," ujarnya. Dan, "Mereka merasa cukup mampu melakukan aksinya," Direktur Eksekutif Yayasan Prasasti Perdamaian ini menambahkan.

No comments yet