Jumat, 06 Agustus 2010

Haramkan BLACKBERRY...Uni Emirat Arab Berseru...!



Artikel sebelumnya :
== BLACKBERRY... RAHASIA NEGARA TERANCAM...!

Uni Emirat Arab (UAE), memutuskan akan menghentikan layanan BlackBerry mulai Oktober mendatang. Pemerintah UAE menduga ponsel pintar besutan Research In Motion (RIM) tersebut mengandung risiko keamanan jika disalahgunakan, dan karena itu berpotensi membahayakan keamanan negara secara keseluruhan.

Penghentian sementara layanan Blackberry ini akan dilakukan hingga solusi terbaik telah ditemukan dan diterapkan.

“Ini adalah keputusan final, tetapi kami terus mendiskusikan hal ini,” kata Mohammed Al Ghanem, Director General otoritas badan telekomunikasi UAE, seperti dikutip dari laman ABC News, 1 Agustus 2010.

“Sensor tidak ada kaitannya dengan ini. Yang kami bicarakan adalah penghentian operasi karena kurangnya kepatuhan pada peraturan telekomunikasi UAE,” lanjut Al Ghanem.

Sampai saat ini, pihak produsen BlackBerry, Research In Motion di Kanada belum dapat dimintai keterangan.

Penghentian layanan Blackberry Messenger, email, dan web browsing service BlackBerry karena sudah dilakukan sejumlah upaya sejak 2007 agar BlackBerry mematuhi peraturan, tetapi hasilnya tidak seperti diharapkan.

“Keputusan hari ini berdasarkan pada fakta bahwa dalam bentuknya yang sekarang, layanan tertentu BlackBerry memungkinkan pengguna untuk bertindak tanpa tanggung jawab legal, menyebabkan ancaman sosial dan keamanan nasional,” lanjut Al Ghanem.

“Data Blackberry diimpor dari tempat lain di mana data itu dikelola oleh organisasi komersial dan pihak asing,” terang Al Ghanem. BlackBerry, yang memegang pangsa pasar 20 persen dari pasar ponsel pintar global dengan posisi di bawah Nokia tetapi di atas Apple, digunakan oleh sekitar 500 ribu orang di UAE.

Pekan lalu, negara di Teluk Arab tersebut telah mengatakan bahwa BlackBerry berpontensi disalahgunakan dan bisa menimbulkan risiko keamanan. Bahrain pada April lalu juga memperingatkan potensi bahaya perangkat lunak Blackberry Messenger bila digunakan untuk mendistribusikan berita-berita lokal. Sedangkan India, pekan lalu telah menyampaikan kekhawatiran mereka langsung pada produsen BlackBerry di Kanada.

Sementara itu, ponsel pintar produksi Nokia dan iPhone dari Apple tidak terkena dampak dari keputusan pemerintah UAE tersebut.

Indonesia Berpikir Ikut Blokir Blackberry

Indonesia sedang mempertimbangkan mengikuti jejak Arab Saudi untuk menghentikan layanan ponsel pintar Blackberry. Pertimbangan itu demi memperkuat tekanan terhadap Research in Motion (RIM) agar memberi akses data lebih besar kepada pemerintah suatu negara.

Juru Bicara Kementrian Komunikasi dan Informatika, Gatot Dewabroto, menghendaki RIM menyiapkan server lokal agar informasi yang terkirim melalui Blackberry tidak harus melibatkan perantara RIM di Kanada.

“Kami tidak tahu apakah data yang dikirim melalui BlackBerry dapat disadap atau dibaca oleh pihak ketiga di luar negeri,” katanya. Gatot khawatir informasi yang dikirim melalui pesan Blackberry dapat digunakan oleh penjahat atau mata-mata.

Seperti dikutip dari laman Associated Press, pernyataan Gatot disampaikan sesaat setelah Arab Saudi memerintahkan sejumlah perusahaan telekomunikasi di kerajaan itu untuk menghentikan layanan ponsel pintar BlackBerry mulai Jumat, 5 Agustus 2010.

Seorang pejabat keamanan Saudi mengatakan, pemerintah tidak mampu melacak pertukaran pesan yang dilakukan menggunakan Blackberry messenger (BBm). “Layanan ini dapat digunakan untuk melayani terorisme,” kata pejabat itu.

Tak hanya Arab Saudi, sejumlah negara Arab juga berencana memblokir layanan Blackberry. Ponsel pintar itu dianggap bisa disalahgunakan menjadi alat yang dapat mengancam keamanan nasional.

Kebijakan pemblokiran mulai dirancang pemerintah Uni Emirat Arab (UEA), Minggu 1 Agustus 2010. Dengan demikian pengguna Blackberry di UEA bakal tidak bisa menerima layanan surel (email), pesan, maupun berselancar internet.


Sumber : Detikpertama.com

nAH... makin hebohhh aja ya...? ada2 aja di Indonesia Negara kita ini. Buat yang suka BB-an komentarnya ditunggu ya.. gimana nich pendapatnya...?

No comments yet